Kamis, 27 Januari 2011

KOPERASI SEBAGI LEMBAGA EKONOMI RAKYAT

Di Papua, mayoritas Koperasi hancur
karena asal didirikan Untuk Kepentingan Laporan ,
Tanpa Idealisme…

Oleh: Hendrik Palo
Aliansi Masyarakat Adat Nusantara
Koord. Wilayah Papua


Mayoritas Koperasi di Papua tidak efektif, pernahkah di Evaluasi??. Bagaimana Masa Depan Koperasi Ke “Netum” yang di resmikan oleh Wakil Bupati Jayapura Pada Oktober 2010.

Salah satu pondasi untuk mendirikan sebuah koperasi sebagai lembaga ekonomi rakyat di kampung-kampung di Papua adalah pola hidup kekerabatan yang kuat antara beberapa orang/ atau keluarga. Kenapa ? karena kekerabatan yang kuat antara mereka melahirkan rasa percaya yang tinggi dari masyarakat yang satu kepada yang lainnya.
Walaupun di depan mata kita telah hancur banyak Koperasi , tetapi pemerintah semakin ngentol dan giat mendorong berdirinya Koperasi di kampung-kampung, adalah pekerjaan yang sia-sia menurut saya, ibarat mobil melintasi jalan, tidak mungkin sopir akan membawa mobilnya untuk jatuh lagi di lubang yang sama, tetapi dalam hal mendirikan Koperasi di kampung-kampung , walaupun banyak orang telah jatuh pada lubang tadi, pemerintah secara kontinyu memaksa rakyat untuk melewati jalan itu.

Ketika koperasi di dorong agar menjadi lembaga ekonomi utama di masyarakat kampung, perlu di perhatikan bahwa syarat mendirikan koperasi bukan hanya cukupnya iuran dan jumlah anggota saja, tetapi banyak hal yang perlu disiapkan untuk mendirikan sebuah koperasi, mendirikan koperasi membutuhkan Pondasi yang kuat, salah satu pondasi adalah hubungan positif antara anggota yang membentuk, mereka perlu memiliki kekerabatan yang kuat, dan kualitas saling percaya satu dengan yang lain cukup baik.
Kekerabatan yang di harapkan apakah masih ada pada orang Papua??, akibat penghancuran rakyat secara sistematis dan structural di tahun 1965 sampai tahun 90an, waktu itu kekerabatan adat adalah salah satu target dari proses penghancuran tersebut, sehingga saat ini antara rakyat yang satu dengan yang lain hanya terdapat saling curiga, saat ini ketika koperasi di rencanakan pada sebuah kampung, akan muncul gosip demikian untuk kenyangkan siapa koperasi ini ? Atau koperasi untuk memperkaya siapa?. Gossip ini memiliki alasan , bahwa banyak sekali koperasi-koperasi sebelumnya yang hanya memperkaya Ketua, sekretaris dan bendahara saja, dan akhirnya bubar dengan sendirnya .

Antara Koperasi dan kekerabatan orang kampung, kekerabatan adalah aspek kunci, karena koperasi dapat di bentuk hanya di atas kekerabatan. Mustahil kalau tanpa kekerabatan koperasi dapat efektif , dengan demikia maka sebelum mendirikan koperasi kekerabatan antara warga adalah fenomena tersendiri yang membutuhkan penanganan tersendiri pula

Bagaimana perkembangan kekerabatan masyarakat kampung saat ini, beberapa komunitas memiliki kekerabatan yang cukup kuat, tetapi beberapa komunitas diantaranya telah menggedor kekerabatannya , baik antara keluarga dan angggota komunitas. tidak ada kepercayaan antara masyarakat yang satu dengan yang lainnya, kondisi ini memberikan respon negative pada proyek-proyek pemberdayaan masyarakat dengan pendekatan kelompok termasuk Koperasi. Kebiasaan-kebiasaan lama telah menjadi trauma di masyarakat kampung, dimana ketika proyek bergulir, pengurus kelompok hanya memperhatikan pribadi mereka. Jumlah dana yang cukup besar telah di habiskan untuk koperasi , karena ulah anggota pengurus organisasi, terutama karena ulah ketua dan bendahara kelompok , banyak koperasi yang macet.
Apakah ada cara lain agar koperasi dapat di kuatkan kembali di masyarakat kampung?, banyak jalan menuju Roma memberikan pengertian yang cukup baik. Perhatikan; jika koperasi di jadikan andalan, maka hal utama yang perlu di kerjakan sebelum mendirikan Koperasi adalah membangun kembali kekerabatan yang telah hancur , kedua , membangun kembali saling percaya antara masyarakat. Usulan ketiga yaitu menggunakan strategi lain, dari masalah-masalah yang telah di alami selama ini, pelaksana proyek tentu mempelajarinya dan memiliki kiat-kiat tertentu untuk di aplikasikan.

Koperasi Ke”Netum” pasti membuka memori kita tentang trauma-trauma masa lalu, trauma lalu adalah media belajar untuk semakin baik bukan sebaliknya untuk semakin buruk dalam hal koperasi. Adalah lasim hukum alam ini, bahwa keburuntungan atau sukses akan tercapai dari jatuh bangun yang luar biasa, ketika kita jatuh bangun dengan Koperasi pada waktu yang sama sebenarnya kita sedang di asah untuk menjadi semakin runcing. Semoga koperasi Ke “Netum” menjadi Koperasi yang terbaik di dataran Grime Nawa….

Hendrik Palo
Koor, Aliansi Masyarakat Adat Nusantara
Wilayah Papua

Tidak ada komentar: