Kamis, 27 Januari 2011

MASYARAKAT ADAT PAPUA HARUS BERSATU

Kepulan Asap Kampung Yoka Sentani
PEMBELAJARAN BAGI MASYARAKAT ADAT
PAPUA

Tanggal 17 November 2010 malam itu sempat saya mendapat khabar tentang adanya keributan di Ekspo kelurahan Waena, sumber itu menambahkan juga bahwa Esok nanti akan ada penyerangan ke kampung Yoka oleh Orang Wamena. Paginya apa yang di sampaikan pada malam itu benar-benar terjadi, saya berada di kamar sedang mengerjakan pekerjaan saya, tetapi di luar rumah tempat saya tinggal ibu-ibu mulai teriak dan ribut karena melihat adanya kepulan asap yag sangat tebal di udara. Dan asap tersebut berada di arah kampung Yoka. Mereka mulai teriak histeris dan masing-masing ngecek keluarga mereka yang ada di Yoka. saya menggunakan sepeda motor mengecek ke kampung Yoka, karena jaraknya hanya 3 km dari tempat saya tinggal. Ternyata benar bahwa kampung Yoka di serang oleh Suku Mawena, jalan yang akan kami lalui di tutupi oleh masa Suku wamena, terpaksa saya menuju ke lokasi lain yang tidak ada halangan dan dapat melihat berlangsung kejadianya. Akhirnya sampai lah saya ke pinggira pantai Ekspo Waena, dari sana saya dapat saksikan jelas kepulan asap diatas kampung Yoka, karena hanya terpisah dengan Danau sentani dan jaraknya lebih kurang 1 km. sayapun membuat bebrapa dokumentasi dari sana.

Sedih sekali kejadian ini, dari tempat ini saya hanya menyaksikan asap yang mengepul di udara, dan juga melihat masyarakat kampung Yoka yang menyelamat diri mereka dengan perahu dayung, dan long boat. Mereka berada lebih kurang 1km di tengah danau, sambil menyaksikan asap yang mengepul di udara diatas kampung mereka. Saya juga mendengar suara tangisan ibu-ibu di perahu dayung ketika melihat asap yang mengepul di udara diatas kampung mereka. Sewaktu berada di pantai Ekspo tersebut, ada juga beberapa orang diantara kami yag menceritakan penyebab serangan tersebut, mereka mengatakan bahwa masalahnya adalah masalah yang sangat sepeleh.



Dari tempat ini, saya berniat untuk melihat dari dekat bagaimana kebakaran yang terjadi. sewaktu kami berada disana ternyata rumah yang terbakar, rumah pertama yang kami lihat adalah rumah sdr Gerson Ollue, Bekas Anggota DPRD kota Jayapura periode lalu, sewaktu kami disana rumah tersebut telah terbakar 80 %. Kami pun melanjutkan perjalanan kea rah kampung, di sepanjang jalan terdapat banyak batu-batu sebesar genggaman tangan, akibat terjadi saling melempar antara masyarakat Yoka dan maa Suku Wamena.

lebih kurang 35 rumah terbakaar 37 rumah yang rusak. Rumah terbakar ludes habis hanya abu yang berakan diatas tanah. Seorang berjalan sambil menangis tidak henti-hentinya setelah menyaksikan rumahnya yang di lahap api, saya juga melihat beberapa ibu-ibu mudah berlinang airmatanya sambil duduk di kedai jualan pinang, di tempat lainnya terdapat seorang perempuan remaja yang menangis dengan sedihnya. Saya juga meihat televise yang di hancurkan di jalan raya, dan juga ada motor dan mobil yang ter bakar, ketika saya mengambil gambar sebuah rumah yang terbakar, seorang mama memberikan komentar, itu rumah adat kampung ini, rumah yang lebih dahulu ada di tempat ini sebelum ada rumah ainnya, disini rumah ini memiliki nilai sacral untuk kampung ini karena itu kami sangat menjaganya,

ketika sedang mengambil beberapa gambar, seorang membawa informasi kepada kumpulan masyarakat Yoka tempat kami berdiri katanya bahwa suku Wamena sedang menyerang kembali, beberapa orang menjadi panik terutama ibu- ibu berlari menyelamatkan diri, bagi yag memiliki sepeda motor menggunakan sepeda motor, di tepian danau perahu perahupun kembali didayung ke tengah danau, saya juga ikutan menyelamatakan diri.

Siangnya setelah dari kampung saya melanjutkan perjalan ke arah Pombensin kebetulan tangki motor telah kosong, tetapi pom bensin telah tutup kaena kerususahan tersebut, terpaksa saya membeli bensin enceran. Di depan museum pemerintah terdapa kumpulan suku Wamena, mereka sedang evaluasi apa yang di kerjakan mereka, saya coba mendekat untuk mendengarkan apa yang sedang mereka bicarakan. Pemberi komentar menngatatakan, kita ini adalah suku yang mendapat menghinaan di tanah ini, siapa saja yang menghina kita , balasannya adalah membakar rumah dan perang, hal ini itulah yang dilakukan mereka
Apa masalahnya?? Ini adalah pertanyaan semua orang waktu itu, seorang anak kecil 17 tahun . menciptakan sebuah lagu, dan di akses hampir oleh beberapa teman lewat internet, dan isi lagu itu menyebutkan orang wamena hidung berlobang dan kata-kata lainnya yang jelas-jelas menghina orang wamena, masalah ini adalah sumber konflik dan pemicu pembakaran rumah warga di kampung Yoka ini.

Sebagai orang Papua seharusnya saling menghargai antara satu dengan yang lain , inilah factor penting bagi kita masing-masing , siapapun antara orang Papua ini, tidak bisa saling mengejek atau merendahkan satu dengan yang lain. setuju adanya larangan untuk tidak mengejek sesama manusia, baik orang yang tinggal di pedalaman dan orang yang berdomisili di pingiran pantai di Papua , merupakan satu kesatuan yang perlu sekali membangun toleransi yang kuat. Tetapi juga saya tidak setuju dengan aksi pembakaran rumah yang di laksanakan oleh masa suku wamena. Bagaimana menyelesaikan masalah dengan aksi pembakaran rumah, ini sama saja menambah masalah dan memperburuk keadaan atau menambah masalah. Sayangnya sebagia besar dari kita yang melakukan aksi bakar rumah adalah Mahasiswa, dari aspek berpikiran positif kita berada pada kategori berpikiran maju, atau memiliki wawasan berpikir yang baik, tetapi kenapa kita masih saja bertindak anarkis??. Kita adalahsatu etnis Papua, yang sebenarnya wajib menjaga kebersamaan kita sesama Papua, karena kita memiliki visi besar untuk Negeri ini, dan ini dapat tercapai dengan persatuan dan kesatuan diantara kita, ego sectoral dan sukuisme sebenarnya tidak lagi di kembangkan dalam kondisi saat ini, dan ego sectoral adalah ancaman dan pintu masuk kehancuran ke Negeri ini.

Tangisan dan jeritan mama-mama, ketika melihat rumahnya telah berubah menjadi abuh, hatinya teriris-iris dengan kepedihan dan duka yang sangat mendalam, airmata mama yang jatuh kebumi Papua tentu mejadi pertanyaan bagi negeri ini, karena tidak seharusnya kita membuat mama mengelurkan air mata.
Kesalahan ini adalah kesalahan personal, kesalahan ini adalah kesalahan individual, yang seharusnya di selesaikan hanya sebatas orang yang bermasaah. ini yang tidak dapat di bedakan oleh kita, saya tidak tau dimana kendalanya sehingga hal ini tidak bisa kita perhatikan sehingga masalah seperti ini dapat mengakibatkan kepulan asap yang tebal diatas kampung Yoka.
Hari itu malam nya kami kembali lagi ke tempat kejadian, ketika memasuki jalur jalan ke Yoka, di hadapan kami berlari dua mobil tagana social, membawa bantuan untuk masyarakat korban. Pada beberapa sisi jalan sungguh gelap, tetapi di sana sedang berdiri beberapa anggota brimob.
Secara pribadi saya sangat menyayangkan kejadian ini, dan semua ini berpulang kembali kepada kita masing-masing, untuk menilainya dari sisi positif untuk kebersamaan kita bersama diatas tanah Papua.

Catatan Penting ,Bisa saja informasi tentang siapa mengarang lagu adalah infromasi tidak benar, ini adalah Negara hukum maka biar membutktikan melalui jalur hukum , bahwa dia adalah pengarang lagunnya adalah kewenagna pengadilan bukan oleh masyarakat. Kewenangan aparat untuk membuktikan itu, , seharusnya memberikan tuntutan kepada polisi untuk Menuntaskan masalah ini, untuk membuktikan benar atau tidaknya, bahwa lagu ini di buat oleh oknum tersebut. Pemerintah perlu melakukan penyelidikan untuk kasus ini, untuk membuktikan apa yang bersangkutan adalah pelakunya atau tidak, setelah itu di lanjutkan dengan mengenakan pasal-pasal terkait .

pengadilan masa seperti ini adalah sebuah pelanggaran hukum, karena seharusnya kita menggunakan jalur-jalur penyelesaian masalah yang ada, kita memiliki jalur adat dan juga jalur pemerintahan. Budaya kekerasan adalah budaya yang tidak perlu di gunakan saat ini, karena hal ini menunjukan tidak adanya kekerabatan, tidak adanya persatuan dan kesatuan antara kita sendiri masyarakat adat secara internal.

Tanah ini membutuhkan kekerabatan manusianya, mari kita bersama tetap memupuk kebersamaan ini..


Salam
Hendrik Palo
Koord AMAN Wilayah Papua

Tidak ada komentar: