Jumat, 14 Desember 2012

APA JAWAB SAYA TENTANG LOKALISASI ??
DARI PERSPEKTIF ADAT???.KASUS KABUPATEN JAYAPURA


 Lokalisasi  akan segera ditutup demikian komentar  Bupati kabupaten  jayapura pada media cepos edisi bulan Novemver 2012,  issu ini bergolak di masyarakat kabupaten Jayapura, memuncak sudah pro dan kontra di masyarakat.

Melalui jejaring faceebok Group  Jayapura faceebok Community,  saya meminta kasukan 1700 kawan,  untuk  memberikan masukanya menyangkut komentar Bupati Jayapura untuk menutup Lokalisasi di Kabupaten Jayapura ini.  Lebih kurag 36 kawan memberikan komentarnya, dan dari komentar tersebut, 80% komentator meminta agar di tutup saja.  tetapi beberapa diantaranya menyarankan untuk  tidak di tutup, karena dengan berada di lokalisasi keberadaan mereka dan terpantau secara baik  di luar mereka akan sulit di temukan untuk pemeriksaan HIV Aids dan lain-lain.



Pimpinan-pimpinan adat juga ber inisiatif untuk memeliharan kebijakan Bupati  Jayapura,  sehingga  terjadi pertemuan  para-para adat dan membuat pernyataan yg isinya mendukung kebijakan bupati. lain halnya dengan aktifitas penghuni n lokalisai in, mereka  bergerak mengumpulan dana sebesar 200 jt  sebagai jaminan keberadaan mereka di lokalisasi.


Apakah lokalisasi menyebabkan masalah??? sehingga mau di tutup??? memang tempat tini  selalu menjadi  masalah bagi  penggunanya.. pertama terjadi keretakan rumah tangga, bahkan KRT pun tak dapat di hindari, ketika seorang istri mengetahui bahwa suaminya  pernah ke lokalisasi., msalah lainnya adalah lolakilsasi di nilai sebagai pusat menyebarnya HIV AIDS,  jadi sangat berbahaya bagi kesehatan  suami suami dan anak-anak muda., masalah lainnya adalah naiknya
 HENDRIK PAlo

angka aborsi bayi, beberapa kawan pernah temukan  janin bayi yang di buang  seenaknya di tempat sampah.



Beberapa kawan datang kepada saya dan menanyakan posisi saya peruhal lokalisasi ini,  dari sisi adat jawaban saya adalah, mandat leluhur kepada seorang Pimpinan adat ( ondofolo), demikian " nenda  yo malo molawale, eugekende haneinye, Heu faukho kha fakho, miyenale manggeufa, alona fafa , waei bokonemo nekenate  artinya " Pelantikkan dengan mengikat kain ini di pinggangmu,  adalah perintah, seburuk apapun kelakuan rakyat mu, dan juga janda dan yaitim piatu semua harus  hidup bersamamu, tanggung jawabmu untuk memeligara mereka. dari sisi agama saya engatakan, bahwa biarkan gandum tum buh bersama rumput,  pemilik kebunlag yang akan membersihkan,  saya juga mengatakan bahwa  ketuka Tuhan Yesus ada di Dunia ini, hanya perempuan sundal yang membersihkan tumit kakinya dengan minyak saitun..apa artinya semua ini.

tidak semua manusia dapat memneuhi positif moral, seperti yang di omongin pendeta dan ustad, dan tidak ada dosa yang besar dan juga dosa yang kecil,  semua kesalahan manusi bernilai sama di mata Tuhan, mereka di lokalisasi adalah manusia yang sama dengan kita yang tidak di lokalisasi, dosa mereka adalah dosa sex,  coba kalau  kita membangun lokasi khusus untuk orang yang Korupsi, atau mereka yang suka merampok miliki orang lain itukan dosa juga..Ampunilah mereka sebab mereka tidak tau apa yang mereka perbuat, demikian pernayataan Yesus ketika Ia di salibkan.

Kesimpulannya bahwa dari sisi adat, mereKalah target layanan pimpinan adat yang sebenarnya,  dari sisi agama, bahwa anda tidak memiliki hak untuk menghukum merka, biarkan lalang dan ganbum tumbuh bersamaan dan akan di pisahkan oleh pemilik kebunnya...hpl




Tutp

Tidak ada komentar: