Kamis, 03 Mei 2012

Catatan dari Seminar Dua hari tentang Seni Tari, Budaya Dan Festival Danau Sentani


LAPORAN
SEMINAR BUDAYA SENTANI DAN 
FESTIAL DANAU SENTANI
Tanggal 25-26 April 2012
Oleh : Hendrik Palo

1.     Pendahuluan

Seminar  Seni Tari, Budaya dan Festival Danau Sentani, di laksanakan oleh ikatan Seni dan Budaya sentani dengan Pemberi Materi ; Aleks Griapon MSi (kepala LitBang Kabupaten Jayapura), Yotam Fonataba (Kepala Dinas Pariwisata Kabupatenn Jayapura), Drs Fredy Sokoy MSi ( Dosen Antropologi Uncen), Drs Jhon Ibo MM ( Ketua DPRP, Ketua Dewan Kesenian Papua),  acara ini di buka dengan resmi oleh Sekda Kabupaten Jayapura. Peserta Nendali yang menghadiri  Seminar ini adalah Herman Yoku Mewakili Tokoh Adat, Rendy Wally mewakili Pemuda, Hendrik Palo mewakili Ondofolo Nendali dan  sebagai Ketua Tarian Khomboo Nendali. Acara ini di lanjutkan dengan Hearing bersama  Bpk Jhon ibo pada tanggal 3 Mei 2012, di hadiri oleh Bpk Philips Walli (ondofolo Nendali), Abraham Wally (tokoh Masyarakat),  Abner Wally (Kepala Suku). 

1.1.Latar Belakang

Jaman boleh berubah, generasi boleh berganti, tetapi nilai –nilai budaya adalah jatidiri yang tidak bisa di ganti dan di ukur dengan apapun, karena itu perlu di bangkitkan dan di pertahankan demi identitas Phuyaka yang kita cintai bersama (Kutipan dari Kerangka acuan seminar)
Hingga saat ini Pemerintah  belum menemukan konsep yang baik mengenai pelaksanaan Festival Danau Sentani walaupun penyelanggaraannya telah memasuki untuk yang kelima kalinya di tahun 2012 ini.  Konsep yang utuh yaitu di mulai dari proses memproduksi hingga menjualnya, targetnya adalah semua pihak harus di untungkan dari proses tersebut terutama masyarakat pemilik seni dan budaya itu. Konsep dasar seperti ini belum di temukan karena itu di butuhkan ruang untuk diskusi dan menemukan konsep FDS yang tepat.
Pelaksanaan Seminar Budaya sentani dan Festifal danau Sentani yang berthema Budayaku hari kemarin, har ini dan esok, di selenggarakan dalam maksud mencari model pelaksanaan FDS yang menguntung semua pihak.  

1.2.Tujuan
Adapun Tujuan pelaksanaan seminar ini adalah untuk
·         Menginventarisir, bentuk, jenis, ukuran dan gaya pertunjukkan pada FDS V serta masalah-masalah teknis dalam penyelenggaraannya.
·         Mendorong adanya materi pertunjukkan  yang variatif, sehingga pengunjung  tidak merasa bosan untuk mengikuti FDS selama 12 hari.
·         Memberikan respon kepada pelaksanaannnya sehingga dapat meminimalisasi permasalahan, dan memberikan rekomendasi kepada pemerintah sebagai pihak penyelenggara.


2.     Pelaksanaan
2.1.   Pelaksana Kegiatan
Seminar ini di laksanakan oleh Ikatan Seni , Tari dan Budaya Sentani. Sebua organisasi rakyat yang didirikan di tahun 2012, di ketuai oleh Korneles Modouw.

2.2.   Waktu , Tempat dan Peserta
Seminar tersebut dilaksanakan pada tanggal 25-26 April 2012, di rumah adat/ atau obhe Hele Halufoi obhe ,  yang di hadiri oleh Ondofolo kose dari 24 Kampung, Ketua-ketua tari, dan tokoh masyarakat.

2.3.   Mekanisme Pelasanaan
Mekanisme pelaksanaan adalah alur proses penyelenggaraan seminar, penyelenggaraan di awali dengan Doa pembukaan selanjutnya sambutan sekaligus laporan dari ketua Panitia Pelaksana, di lanjutkan dengan sambutan oleh Ketua Pelaksana FDS  V dan di akhiri dengan sambutan  Sekda Kabupaten Jayapura dengan resmi membuka seminar tersebut yang di tandai dengan pemukulan TIFA. Acara selanjutnya adalah penyampaian persiapan-persiapan pelaksanaan FDS yang di sampaikan oleh Theo Yepesa, di lanjutkan dengan penyampaian materi-materi.
2.4.   Pemateri dan Topik Materi
Pemateri pertama adalah Aleks Griapon Msi  beliau adalah Ketua LITBANG  Kabupaten Jayapura yang  memberikan materi tentang Pengembangan Festifal  Danau Setani,  Pemateri Kedua adalah Drs. Fredi Sokoi. Msi beliau adalah Dosen Antropologi di Uncen, Penyaji ketiga adalah Drs Jhon Ibo beliau adalah Ketua DPRP Papua dan juga ketua Dewan Kesenian Papua,  yang di akui oleh seluruh masyarakat sentani sebagai Budayawan Sentani.

3.           Hasil –Hasil Seminar
3.1.   Pengembangan Festifal
Festival danau sentani  tidak monoton menjual produk yang sama setiap tahunnya, tetapi perlu inovasi, perlu di tambahkan dengan materi-materi yang baru yang  lebih menarik bagi pengunjung,   sehingga  peserta memutuskan untuk lebih memperkaya materi  Festifal, beberapa yang menonjol dan menjadi kesepakatan seminar ini :
Pelaksanaan Festifal  akan di laksanakan 3 kali dalam satu tahun. Masing-masing pada tempat yang berbeda. Yauitu di Hele Yau, di Dermaga Kwadeware dan di Kalkote.
Dana merupakan aspek penting untuk mendukung semua proses dalam mempersiapakan FDS , di sepakati agar dana pembinaan di tingkatkan menjadi 50 Juta rupiah.
Banyak sekali aspek yang harus di kerjakan dari persiapan hingga pelaksanaan FDS, karena FDS perlu di kelola oleh suatu Badan , perlu adanya Badan Pengelola FDS sebagai organisasi perncana dan pelaksana FDS.

3.2.            Penyelenggaraan Kegiatan Untuk Kegiatan FDS 2012
3.2.1.   Tarian Perang
Untuk penyelenggaraan FDS V, Materi umum, atau materi yang akan menjadi kerja bersama 24 kampung  adalah  Tari Perang dan Gemah Tifa. Menjadi materi umum atau bersama karena semua kampung akan melibatkan orangnya dalam materi ini, masing-maing kampung mendapat tugas  untuk melibatkan 50 orang dalam Tarian perang ini. tarian perang  merupakan   suguhan pembukaan bagi pengunjung.

3.2.2.     Gemah Tifa
Momen penting lainnya adalah kedatangan presidan SBY dalam rangka pembukaan Jambore Nasional, pada tanggal 25 juni 2012 presiden di harapkan untuk mempir ke Kalkote dan menyaksikan sendiri secara langsung kegiatan di hari itu.  Untuk penyambutan kedatangan presiden akan di tontonkan GEMAH TIFA, masing-masing kampung di harapkan mengutus 50 orang untuk gemah Tifa. 

3.2.3.  Stand Perkampung
Secara umum peserta seminar memberikan penilaian bahwa FDS 2-4 lebih menguntung masyarakat di Wilayah Timur Sentani,  sementara  penduduk sentani di wilayah barat dan tengan kurang mendapat manfaatnya dari aspek ekonomi. Hal utama adalah bahwa masyarakat tidak memiliki ruang untuk  memasarkan aneka produk wisata yang di hasilkan oleh mereka.  Dengan demikian di sepakati bahwa Stand-stand yang di bangun di arena FDS ini harus memberikan ruang juga bagi masyarakat dari wilayah tengah dan barat.  Di sepakati  agar panitia penyelenggara membangun Stand untuk  24 kampung yang ada di Sentani.

3.2.4.  Pertunjukan masing-masing kampung
Tarian Perang dan Gemah TIFA adalah pertunjukkan yang bersifat umum, masing-masing kampung  perlu mempersiapakan materi-materi yang akan di pertunjukkan, misalnya tarian adat, atau sendra tari, atau Yospan, atau Musik Tradisonal atau atraksi lainnya . pertunjukkan terbagi dua yaitu perlombaan dan pertunjukkan biasa.
 
3.2.5.  Larangan-Larangan
Mutu dan kualitas produk pariwisata perlu di jaga, guna meninggihkan angka pengunjung FDS, beberapa hal yang sangat di larang keras adalah, jangan menggunakan pakaian sembarangan ketika tarian adat, harus menggunakan Pakaian tarian yang asli. Untuk keamanan jangan ada orang Mabuk, Semua pertunjukkan harus menggunakan TIFA di larang menggunakan benda lain untuk menggatikan TIFA. Masing-masing kampung hanya dapat membawakan tarian yang merupakan miliknya, tidak membawakan tarian kampung lain, kecuali di ijinkan oleh pemilik tarian.


4.           Rekomendasi
4.1. Ke ikut Sertaan Nendali di FDS 2012
Pertunjukkan seremonial untuk hiburan berbeda dengan pelaksanaan aslinya atau pelaksanaan yang sesunguhnya, dalam pertunjukkan semua hal yang di pertontonkan adalah Asli tapi palsu.  Apa lagi materi yang berhubungan dengan adat, karena adat adalah sacral karena itu bahan, alat, dan materi  harus yang palsu. Sehingga palakunya juga dapat di laksanakan oleh orang-orang yang  tidak tepat.  Hal ini yang tidak di bedakan oleh masyarakat sehingga sering terjadi salah paham, FDS untuk kepetingan hiburan semata.

Pada FDS 2012, Tugas masing-masing kampung adalah menggerakkan masyarakat untuk mengikuti pembukaan dengan materi tari prang.  Masing-masing kampung akan menghadirkan 50 orang . Tugas ini akan di kerjakan oleh  Sdr.Yohanis Taime.

 Yang akan di kerjakan adalah:
·         Meng organisir pemotongan bahan-bahan untuk membuat panah, dan sekaligus membuat panah dan busur.
·         Menyelenggarakan Latihan Tari Prang di kampung .
·         Meng hadirkan 10 orang untuk Latihan bersama di Waibhu, Nolobhu, Ralibhu sesuai jadwal Panitia
·         Menghadirikan 50 orang untuk geladi bersih tari prang di Kalkote.

Gemah Tifa untuk Penyambutan Presiden
Moment penting lainnya adalah adanya kunjungan presiden SBY ke Kalkote, setelah membuka Jambore nasional presiden akan  mengunjungi FDS, seremoninya adalah dengan gemah tifa, pemukul Tifa sebanyak 1400 orang, Pembuatan Tifa akan di kerjakan oleh anak-anak Khomboo. Dan  yang akan bertindak sebagai Penabu Tifa adalah 50 orang .

4.2.2.  Rekomendasi  untuk Pengembangan Seni, Budaya dan wisata Nendali.
Festifal danau sentani  merupakan kebijakan pemerintah  yang tepat untuk menjual produk wisata kampung ke dunia International, tanpa di sadari oleh penduduk kampung bahwa saat ini sentani menjadi perbincangan dunia, kondisi ini sebenarnya memberikan lampu hijau bagi seluruh kampung untuk membenah diri,  bagaimana dengan  kondisi Pengembangan Seni dan Budaya Nendali?? Nendali telah memiliki Khomboo sebagai pusat Seni,  budaya dan Pariwisata Nendali, tetapi ini sebatas wadah yang isinya belum ada sama sekali, katakasarnya Khomboo adalah wadah kosong, apa yang harus di buat untuk memperkaya seni dan budaya Nendali??
Pertama adalah membuat wadah, kedua mengoorganisir masyarakat, ketiga Inventarisir dan menggali semua asset seni dan budaya Nendali, ke empat menyusun syair dan lainnya, kelima latihan , ke enam pagelaran, ke tuju Evaluasi.


Mendorong Keikut sertaan
Generasi muda
Penerus kampung  adalah generasi mudah yang ada saat ini ,  kita membutuhkan suatu titik dimana orang tua sekarang dapat membuat keputusan bahwa generasi mudah telah siap melanjutkan tugas-tugas adat dalam hal menjaga dan memelihara kampung  Nendali, hal mendasar untuk mengambil keputusan adalah ketika generasi mudah terlibat dalam kegiatan-kegiatan positif yang membawa nama baik kampung Nendali dan nama baik pimpinan-pimpinannya. Dalam hal pengembangan seni dan budaya untuk tujuan Pariwisata ini, mengandung unsur mengangkat nama baik Nendali, karena itu sangat di harapkan adanya keterlibatan generasi mudah. Mereka harus di panggil dan di paksa untuk ambil bagian, demi adanya generasi mudah yang  lebih baik di masa mendatang. 

Mendorog kreasi Masyarakat untuk mencipta;
 lagu, ukiran, dan lain sebagainya,
Kreasi seni dan budaya  dalam diri masyarakat masih  tersimpan, sementara semua  ini adalah aset  yang perlu di kembangkan untuk memperkaya materi seni dan budaya Nendali. Karena itu di perlukan adanya lomba-lomba skala kampung ,misalnya lomba  ukir, dan lain sebagainya. Dengan adanya lomba akan tergali  potensi seni yang ada di masyarakat Nendali.
Adanya Taman  Seni dan Budaya Nendali untuk
Penyelenggaraan Seni secara terus menerus.
Nendali merupakan kampung yang strategis untuk menjual produk seni dan  budayanya, Cita-cita khomboo ke depan orang Nendali  akan hidup dari potensi seni dan budaya yang ada pada mereka. Karena itu kita membutuhkan terobosan-terobosan baru kea rah sana, Terobosan  pertama adalah meminta Pemerintah untuk menetapkan Nendali Menjadi Kampung  Wisata. Berikutnya adalah membangun Taman  Seni dan Budaya  untuk tujuan Wisata.  Selanjutnya adalah penataan kampung dengan berdasarkan Masterplan kampung wisata, dan seterusnya.

Membangun kemitraan dengan pihak lain untuk
pengembangan seni dan budaya Nendali.
Pembangunan  seni, budaya dan Pariwisata membutuhkan keterlibatan banyak pihak,  seperti Pemerintah, LSM, Tour Gatte, Traveller, Hotel, dan lain sebagainya. Pada langkah awal yaitu pada proses dialog dan negosiasi kita membutuhkan perguruan tinggi untuk memberikan masukan tentang nilai ekonomi, kita juga membutuhkan pemerintah  untuk proses pembangunan dan legalitas, membutuhkan LSM sebagai pendamping dan lain sebagainya.  Pada titik pasar produk wisata kita membutuhkan Tour gate dan juga perusahaan-perusahaan yang mengatur perjalanan wisata orang asing, karena itu perlu sekali membangun interaksi yang positif bersama para pihak terkait pariwisata.

Seminar dan Lokakarya Pengembangan Seni, budaya, dan
Wisata Kampung Nendali.
Perencanaan yang baik adalah perencanaan yang berdasarkan rekomendasi pertemuan ilmiah seperti seminar, karena itu sebelum melangkah ke kebutuhan-kebutuhan lain  perlu  di dasari dengan selenggarakan minimal dua kali seminar tentang pengembangan Seni, budaya dan wisata Nendali. Selanjutnya di laksanakan lokakarya untuk menyusun perencanaan kerjanya.

5.     Penutup
Potensi wisata Nendali adalah lahan pendapatan bagi masyarakat Nendali,  kita  perlu berjuang keras untuk mencapainya. Letak Nendali yang strategis adalah peluang yang harus di manfaatkan dengan baik. Semua ini tidak terlepas dari partisipasi aktif seluruh masyarakat.
doc.hpl mei 2012

Tidak ada komentar: